Mendidik Anak : Jadi Pintar atau Penasaran ya?

Saat itu masbojoku ngirim Reels instagram dari akun @beranijadipengusaha tentang ucapan Raditya Dika di podcast Deddy Corbuzier seperti ini:

"Istriku juga kemarin nanya, mudah-mudahan anak kita pintar ya, dia bilang. Trus aku bilang, gue sih nggak terlalu pengen anak gue pinter, tapi lebih pengen anak gue penasaran. Karena kalau dia curious (penasaran) dia bisa ngehold conversation seperti ini gitu dan jadi kaya gitu pikirannya. Kalau dia curoius dia akan belajar begitu banyak hal karena dia penasaran gitu. Dunia itu kayak gimana sih. Pinter itu akan kalah sama orang yang penasaran".

Yak! Aku pun jadi tersadar, iya juga ya..

Membaca kolom komentarnya bermacam-macan pendapat orang, ada yang sepakat ada yang ngasih alasan lain. Karena itu saya juga punya pendapat tersendiri.

Saya sependapat karena kadang saat kita berharap anak jadi pintar akan mendorong kita untuk menjadikan anak pintar yang tentu harus lebih pintar dari kita. Kemudian saat tidak sesuai harapan pasti kita akan kecewa, bisa juga emosi karena tidak sesuai harapan. Berbeda dengan kalau kita mengganti pemahaman kita menjadikan anak penasaran. Jadi saat dia bertanya, dia melakukan kesalahan kita akan menganggapnya wajar, tidak kecewa karena pemahaman kita 'apa yang dilakukannya itu karena si anak penasaran'. 

Yap, mulai hari ini saya lebih legowo sih yaa saat melihat anak saya tidak sepintar anak lain yang cepat bisa ini itu. Teringat saat saya masih kecil dulu yang nggak pintar banget waktu SD tapi ketika SMP sampai saat ini akhirnya menemukan beberapa skill yang bisa membantu saya saat lagi butuh tambahan uang, ehehehe.

Saya berharap kalian juga nantinya seperti itu, karena dari pengalaman yang saya alami saat melihat anak orang lain lebih pintar daripada anak sendiri, jujur pernah sedih. Tapi waktu lah yang mengajarkan dan menyadarkan saya. Terima kasih masbojoku sayang udah ngirim cuplikan podcast, dan tentu Raditya Dika serta Deddy Corbuzier yang bikin konten seperti ini.